![](https://static.wixstatic.com/media/2b37b4_fb0dffe7fbf744e9a8ebc888692d0008~mv2_d_3168_4752_s_4_2.jpg/v1/fill/w_980,h_1470,al_c,q_85,usm_0.66_1.00_0.01,enc_auto/2b37b4_fb0dffe7fbf744e9a8ebc888692d0008~mv2_d_3168_4752_s_4_2.jpg)
Saya hanya mampu berkata bahwa Tuhan menjatuhkan surga kecil di dalam perut Sulawesi Tengah, tepatnya di desa Salodik, kecamatan Luwuk Utara, kabupaten Banggai. Saya merasa perjalanan ini memberikan warna tersendiri di sela-sela perjalanan saya di suku-suku pedalaman maupun di pegunungan yang pernah saya lalui. Semua mengakui (khususnya mereka komunitas Pecinta Alam yang pernah ke tempat ini) bahwa Gua Bumbungan adalah gua yang memiliki ornamen tercantik yang pernah mereka kunjungi.
Tepatnya tanggal 3 Januari 2017 membuka perjalanan saya ke Gua Bumbungan bersama dengan teman-teman dari Mapala UNTIKA (Firman, Tri, Oji) dan juga seorang teman dari Mapala Pah’yaga’an Teknik-UNSRAT sebagai fotografer untuk perjalanan ini. Rencana untuk ke tempat ini hanya satu hari saja alias PP, dan saya menyesalinya karena jika Anda ingin ke tempat ini satu sampai dua hari saja tidaklah cukup.
Kami start dari Kampus UNTIKA jam 9.00 menggunakan motor menuju desa Salodik sekitar 30mnt. Tiba di Salodik kami dimanjakan dengan tempat pemandiannya yang begitu indah, lebih tepatnya kami menitipkan motor di tempat pemandian Salodik dan mulai berjalan kaki ke arah hutan rapat. Kami langsung disambut dengan jalur pendakian, terkadang jalurnya tidak terbaca karena jarang dilewati dan masih sangat rapat. Tak jarang saya sering terjatuh dan sesekali berhenti untuk beristirahat mengingat jalurnya tidak main-main (RECOMMENDED).
![](https://static.wixstatic.com/media/2b37b4_ba29ee2b89ae4f2f9d955b5cfe13c56a~mv2_d_4126_3456_s_4_2.jpg/v1/fill/w_980,h_821,al_c,q_85,usm_0.66_1.00_0.01,enc_auto/2b37b4_ba29ee2b89ae4f2f9d955b5cfe13c56a~mv2_d_4126_3456_s_4_2.jpg)
![](https://static.wixstatic.com/media/2b37b4_9f1aa87e6a3f407b90adcf469dd80398~mv2_d_4608_3456_s_4_2.jpg/v1/fill/w_980,h_735,al_c,q_85,usm_0.66_1.00_0.01,enc_auto/2b37b4_9f1aa87e6a3f407b90adcf469dd80398~mv2_d_4608_3456_s_4_2.jpg)
![](https://static.wixstatic.com/media/2b37b4_c898b0bd31064c6ba515bce561a2c531~mv2_d_4282_3323_s_4_2.jpg/v1/fill/w_980,h_761,al_c,q_85,usm_0.66_1.00_0.01,enc_auto/2b37b4_c898b0bd31064c6ba515bce561a2c531~mv2_d_4282_3323_s_4_2.jpg)
![](https://static.wixstatic.com/media/2b37b4_e813c6f9ffa54089b2d93332f1684762~mv2_d_4536_3006_s_4_2.jpg/v1/fill/w_980,h_649,al_c,q_85,usm_0.66_1.00_0.01,enc_auto/2b37b4_e813c6f9ffa54089b2d93332f1684762~mv2_d_4536_3006_s_4_2.jpg)
![](https://static.wixstatic.com/media/2b37b4_b37f07e521104cfe8c99a84af9eda210~mv2_d_4608_3456_s_4_2.jpg/v1/fill/w_980,h_735,al_c,q_85,usm_0.66_1.00_0.01,enc_auto/2b37b4_b37f07e521104cfe8c99a84af9eda210~mv2_d_4608_3456_s_4_2.jpg)
![](https://static.wixstatic.com/media/2b37b4_28c81bcef8074aaab6d3197101ff5cc2~mv2_d_4608_3456_s_4_2.jpg/v1/fill/w_980,h_735,al_c,q_85,usm_0.66_1.00_0.01,enc_auto/2b37b4_28c81bcef8074aaab6d3197101ff5cc2~mv2_d_4608_3456_s_4_2.jpg)
![](https://static.wixstatic.com/media/2b37b4_c48b58a781634d37bc20cb2325970b63~mv2_d_4608_3456_s_4_2.jpg/v1/fill/w_980,h_735,al_c,q_85,usm_0.66_1.00_0.01,enc_auto/2b37b4_c48b58a781634d37bc20cb2325970b63~mv2_d_4608_3456_s_4_2.jpg)
Setelah kurang lebih 2 jam pendakian kami lewati, tibalah di sebuah tempat yang lebih luas atau bisa juga untuk membuka tenda untuk bermalam, namun sayangnya kami berencana akan turun pada malam hari. Kami langsung mengganti baju yang lebih aman, ada helm, headlamp, dan juga pelampung karena sungai yang di dalam gua sangatlah dalam sehingga penting menggunakan perlengkapan yang standar untuk turun di dalam gua.
Di mulut gua kami turun satu per satu, tidak lupa membawa trangia dan kompor untuk ngopi-ngopi di dalam gua sembari menghangatkan badan setelah berenang kurang lebih 30mtr. Tidak lama kemudian kami melanjutkan perjalanan kami dan mulai ditemukan jalur bebatuan cadas, di sini harus berhati-hati dalam melangkah dan waspada terhadap apa yang ada di samping kanan maupun kiri, di atas maupun yang ada di bawah kita.
![](https://static.wixstatic.com/media/2b37b4_9ac28202af6940ea922d9b2775729419~mv2_d_4608_3456_s_4_2.jpg/v1/fill/w_980,h_735,al_c,q_85,usm_0.66_1.00_0.01,enc_auto/2b37b4_9ac28202af6940ea922d9b2775729419~mv2_d_4608_3456_s_4_2.jpg)
![](https://static.wixstatic.com/media/2b37b4_c92fc8c61a914e048b79eac27092ef27~mv2_d_4608_3456_s_4_2.jpg/v1/fill/w_980,h_735,al_c,q_85,usm_0.66_1.00_0.01,enc_auto/2b37b4_c92fc8c61a914e048b79eac27092ef27~mv2_d_4608_3456_s_4_2.jpg)
![](https://static.wixstatic.com/media/2b37b4_6177b714801b45ff9fa6ff4b1dc6babe~mv2_d_4608_3456_s_4_2.jpg/v1/fill/w_980,h_735,al_c,q_85,usm_0.66_1.00_0.01,enc_auto/2b37b4_6177b714801b45ff9fa6ff4b1dc6babe~mv2_d_4608_3456_s_4_2.jpg)
![](https://static.wixstatic.com/media/2b37b4_e110232ff27545c0bb287b9bfeb1d2a3~mv2_d_3168_4752_s_4_2.jpg/v1/fill/w_980,h_1470,al_c,q_85,usm_0.66_1.00_0.01,enc_auto/2b37b4_e110232ff27545c0bb287b9bfeb1d2a3~mv2_d_3168_4752_s_4_2.jpg)
![](https://static.wixstatic.com/media/2b37b4_36afd215df09410f95ce0c639ab2b08c~mv2_d_4752_3168_s_4_2.jpg/v1/fill/w_980,h_653,al_c,q_85,usm_0.66_1.00_0.01,enc_auto/2b37b4_36afd215df09410f95ce0c639ab2b08c~mv2_d_4752_3168_s_4_2.jpg)
Ini adalah perjalanan awal di tahun 2017 yang begitu berkesan, ditemani gelap dan secercah harapan mampukah kami melawan dinginnya air sungai Gua Bumbungan? Kami berjalan di penghujung bekas longsoran bebatuan, kami memutuskan berhenti di situ saja setelah melewati beberapa rintangan di dalam gua dan kerja sama tim yang harus kompak karena menemukan spot ornamen yang begitu indah tidaklah mudah untuk dilewati. Harus benar-benar persiapan yang matang dan dianjurkan untuk menginap satu malam saja setelah pendakian dan keesokan harinya masuk gua dari pagi sampai malam hari karena di dalam gua adalah tempat yang tepat untuk membunuh waktu yang paling ampuh.
Saya seakan terhipnotis dan tak mau beranjak keluar dari dalam Gua Bumbungan. Konon Bumbungan yang dulunya biasa disebut “Bubungan” dari bahasa Saluan yang artinya adalah “suara”, namun lama-kelamaan menjadi Bumbungan karena sering disebutkan oleh banyak orang seperti ada sisipan bunyi [m] yang pada akhirnya tidak memiliki sebuah arti yang utuh.
![](https://static.wixstatic.com/media/2b37b4_bb499df493e54018ba6b490e51ed2291~mv2_d_4752_3168_s_4_2.jpg/v1/fill/w_980,h_653,al_c,q_85,usm_0.66_1.00_0.01,enc_auto/2b37b4_bb499df493e54018ba6b490e51ed2291~mv2_d_4752_3168_s_4_2.jpg)
Fully Supproted by : CAMPLADEAN
Big thanks to :
Mapala UNTIKA (Universitas Tompotika Luwuk) as a guide.
Photo by :
Ikar Pelambi (MPA Pah’yaga’an Fatek Universitas Sam Ratulangi)